Makam Bendaharawan kerajaan Banten lama ini terletak di RT 03 RW 07 Cilangkap Tapos Depok, bersebelahan dengan sumber mata air Kali Sunter , Lie Suntek adalah pejuang laskar pelarian Banten semasa Sultan Ageng Tirtayasa dan putranya Pangeran Purbaya bertempur dengan VOC Belanda tahun 1682 di palagan Kali Sunter - Cikeas
Bijaksana pemimpinnya, tegas alim ulamanya, gesit ibu-ibunya, kreatif pemudanya,pasti makmur sejahtera rakyatnya
Senin, 28 Januari 2013
Makam Lie Suntek , salah satu panglima Banten 1685 di Cilangkap Tapos Depok
Makam Bendaharawan kerajaan Banten lama ini terletak di RT 03 RW 07 Cilangkap Tapos Depok, bersebelahan dengan sumber mata air Kali Sunter , Lie Suntek adalah pejuang laskar pelarian Banten semasa Sultan Ageng Tirtayasa dan putranya Pangeran Purbaya bertempur dengan VOC Belanda tahun 1682 di palagan Kali Sunter - Cikeas
Senin, 21 Januari 2013
Turnamen Futsal dan Gerak Jalan Sehat Warga RW 02 2012 Cilangkap – Depok
Untuk memeriahkan
HUT RI ke-67 dan juga menyambut bulan suci ramadahan, Remaja RW 02 Kelurahan Cilangkap
- Kecamatan Tapos menggelar rangkaian acara untuk mempererat tali silaturahmi
antar warga. Dimulai dengan turnamen futsal antar RT yang telah dilaksanakan
pada tanggal 17 Mei – 3 Juni 2012 dan diakhiri dengan acara puncak yaitu “Gerak
Jalan Sehat Warga 2012” pada hari Minggu, tanggal 24 Juni kemarin.
Acara yang banyak
mendapt tanggapan positif dan antusiasme yang sangat baik dari para warga ini
juga turut dihadiri oleh Anggota DPRD Depok dari Fraksi Demokrat M. Taufik,
Kepala Kecamatan Tapos Drs. Taufan Abdul Fatah, MH, Kepala kelurahan
Cilangkap Tono Hendratno Hasan S.Sos dan juga para Ketua RW se-Kelurahan
Cilangkap.
Kepala Kecamatan
Tapos Drs. Taufan Abdul Fatah, MH menuturkan bahwa, “acara ini sangat positif
dan seharusnya menjadi contoh bagi semua daerah di Kecamatan Tapos untuk terus
meningkatkan kreatifitas mereka, sehingga Kecamatan Tapos menjadi salah satu
Kecamatan terbaik di Kota Depok.”
“Acara ini adalah
acara rutin yang setiap tahun digelar untuk memperat tali silaturahmi antar
warga dan juga membangun pribadi para remaja untuk terus bersikap positif dan
terus berkreatifitas ditengah krisis moral yang terjadi saat ini.” Kata Irwan
Aditya selaku ketua panitia.
Irwan Menambahkan,
“belum banyak pemuda di Kelurahan Cilangkap yang membuat acara positif seperti
ini. Mudah – mudahan acara yang kami gelar ini bisa menginspirasi para warga
dah remaja khususnya, untuk terus meningkatkan kreatifitas mereka“.
Minggu, 20 Januari 2013
Selasa, 15 Januari 2013
7 Rumah Purnawirawan TNI AU Cilangkap Tapos Depok di Eksekusi Paksa
Tapos | Depok Terkini
Ratusan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) mengeksekusi paksa tujuh rumah purnawirawan TNI AU di Kompleks Dwikora, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Selasa (4/12). Warga sempat melakukan perlawanan terhadap aksi tersebut dengan cara menggelar tikar dan berdiam diri di depan kompleks Dwikora.
Eni Suhaeni, salah satu warga yang tereksekusi mengatakan, ratusan anggota TNI AU tiba-tiba menggedor rumahnya pada pukul 04.00 WIB. Mereka lalu memindahkan barang-barang miliknya ke luar rumah. Eni yang saat itu melawan pun sempat digotong oleh beberapa anggota. Dia mengaku sempat mengalami kekerasan fisik karena diseret anggota. Beberapa warga mengalami luka serta dua orang perempuaan bernama Dian Larasanti dan Eli pingsan menyaksikan kekerasan yang dilakukan aparat TNI. "Sehabis barang-barang dikeluarkan, seketika itu juga rumah yang saya tempati dicat biru. Warga coba melawan tapi malah ada yang kena tonjok, dan dua orang sempat pingsan," kata Eni saat ditemui di kompleks Dwikora, Selasa (4/12).
Setelah proses eksekusi tersebut, kata Eni, dia dan puluhan warga lainnya melakukan aksi memblokir pintu masuk Dwikora dengan menggelar tikar. Dia beserta ibu-ibu lainnya kemudian menduduki tempat tersebut. "Ini akan terus kami lakukan sampai tidak ada lagi proses eksekusi,. Sebab kami tidak tahu lagi mau pindah ke mana, tidak punya rumah lagi," tutur Eni yang suaminya telah meninggal dunia sejak 12 tahun lalu.
Ketua RW 06, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Atjeh Somantri mengatakan, warga langsung keluar rumah masing-masing karena ada teriakan minta tolong. Akhirnya, warga berkumpul di rumah yang sedang dikosongkan. "Warga telah berupaya menghalangi laju para prajurit TNI itu, namun jumlah tentara lebih banyak," katanya.
Atjeh mengatakan, salah satu warga mengalami luka di pelipis yaitu Robi Ferdian (32). Tentara kemudian membawa Robi ke pos untuk diobati. Namun, warga menolak dan meminta Robi dibawan ke rumah sakit.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Azman Yunus menolak jika dikatakan sebanyak 380 anggota yang diturunkan tersebut mengeksekusi secara paksa. Sebab mereka sudah seringkali menghimbau agar warga segera pindah. Terakhir ada surat permohonan meninggalkan rumah sampai tanggal 30 November 2012, yang dikirimkan sejak 7 November 2012. Surat peringatan tersebut disebabkan karena Mahkamah Agung sudah menolak kasasi penggugat (warga Dwikora)tanggal 26 Mei 2010. "Kegiatan ini bukan eksekusi tapi pemindahan barang, karena kami mengetahui bahwa sebenarnya mereka telah memiliki rumah lain bahkan beberapa kontrakan," tutur Azman sambil memperlihatkan foto rumah yang ditenggarai merupakan milik warga Dwikora tersebut.
Dia juga menolak jika anggpta TNI AU yang melakukan pemukulan terhadap warga. Mereka hanya mengangkat warga untuk dipindahkan karena telah menghalangi jalan. "Mereka duduk di jalan sehingga truk tidak bisa jalan, akhirnya mereka diangkat saja," katanya.
Ratusan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) mengeksekusi paksa tujuh rumah purnawirawan TNI AU di Kompleks Dwikora, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Selasa (4/12). Warga sempat melakukan perlawanan terhadap aksi tersebut dengan cara menggelar tikar dan berdiam diri di depan kompleks Dwikora.
Eni Suhaeni, salah satu warga yang tereksekusi mengatakan, ratusan anggota TNI AU tiba-tiba menggedor rumahnya pada pukul 04.00 WIB. Mereka lalu memindahkan barang-barang miliknya ke luar rumah. Eni yang saat itu melawan pun sempat digotong oleh beberapa anggota. Dia mengaku sempat mengalami kekerasan fisik karena diseret anggota. Beberapa warga mengalami luka serta dua orang perempuaan bernama Dian Larasanti dan Eli pingsan menyaksikan kekerasan yang dilakukan aparat TNI. "Sehabis barang-barang dikeluarkan, seketika itu juga rumah yang saya tempati dicat biru. Warga coba melawan tapi malah ada yang kena tonjok, dan dua orang sempat pingsan," kata Eni saat ditemui di kompleks Dwikora, Selasa (4/12).
Setelah proses eksekusi tersebut, kata Eni, dia dan puluhan warga lainnya melakukan aksi memblokir pintu masuk Dwikora dengan menggelar tikar. Dia beserta ibu-ibu lainnya kemudian menduduki tempat tersebut. "Ini akan terus kami lakukan sampai tidak ada lagi proses eksekusi,. Sebab kami tidak tahu lagi mau pindah ke mana, tidak punya rumah lagi," tutur Eni yang suaminya telah meninggal dunia sejak 12 tahun lalu.
Ketua RW 06, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Atjeh Somantri mengatakan, warga langsung keluar rumah masing-masing karena ada teriakan minta tolong. Akhirnya, warga berkumpul di rumah yang sedang dikosongkan. "Warga telah berupaya menghalangi laju para prajurit TNI itu, namun jumlah tentara lebih banyak," katanya.
Atjeh mengatakan, salah satu warga mengalami luka di pelipis yaitu Robi Ferdian (32). Tentara kemudian membawa Robi ke pos untuk diobati. Namun, warga menolak dan meminta Robi dibawan ke rumah sakit.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Azman Yunus menolak jika dikatakan sebanyak 380 anggota yang diturunkan tersebut mengeksekusi secara paksa. Sebab mereka sudah seringkali menghimbau agar warga segera pindah. Terakhir ada surat permohonan meninggalkan rumah sampai tanggal 30 November 2012, yang dikirimkan sejak 7 November 2012. Surat peringatan tersebut disebabkan karena Mahkamah Agung sudah menolak kasasi penggugat (warga Dwikora)tanggal 26 Mei 2010. "Kegiatan ini bukan eksekusi tapi pemindahan barang, karena kami mengetahui bahwa sebenarnya mereka telah memiliki rumah lain bahkan beberapa kontrakan," tutur Azman sambil memperlihatkan foto rumah yang ditenggarai merupakan milik warga Dwikora tersebut.
Dia juga menolak jika anggpta TNI AU yang melakukan pemukulan terhadap warga. Mereka hanya mengangkat warga untuk dipindahkan karena telah menghalangi jalan. "Mereka duduk di jalan sehingga truk tidak bisa jalan, akhirnya mereka diangkat saja," katanya.
Anggaran Pembangunan di Kelurahan Cilangkap Tapos Depok Capai Rp 4,3 M
TAPOS – Pada tahun 2012 ini, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos bakal mendapatkan alokasi untuk pembangunan sebesar Rp 4,3 miliar. Dana dari APBD Kota Depok bakal dialokasikan untuk pembangunan di 15 titik lokasi.
Menurut Ketua LPM Cilangkap, Wardi Alih, pada tahun 2012 ini lokasi yang mendapat alokasi dana pembangunan memang lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun 2011 lalu.
“Jika pada tahun 2011 lalu Kelurahan Cilangkap mendapat alokasi dana untuk pembangunan di 37 titik lokasi, namun pada tahun ini hanya mendapat alokasi untuk pembangunan di 15 titik saja”, ujar Wardi Alih sesuai pelaksanaan Musrenbang Kelurahan Cilangkap yang dilaksanakan di Wisma Kinasih, Minggu (28/1) malam.
Dari pantauan wartawan media ini, pelaksanaan acara Musrenbang Kelurahan Cilangkap dibuka oleh Camat Tapos, Topan Abdul Fatah dan dihadiri Anggota DPRD dari Dapil Cimanggis-Tapos, Hj Lilis Latifah (PAN), Siswanto (PDIP), M. Said (PKS), M. Taufik (Partai Demokrat), Lurah Cilangkap H. Tono, Ketua LPM Cilangkap Wardi Alih, Ketua RT dan RW, Karang Taruna, serta tokoh pemuda dan masyarakat.
Pada kesempatan itu, Lilis Latifah yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi D di DPRD Kota Depok mengatakan bahwa Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) jangan hanya fokus dalam membahas soal pembangunan fisik atau infrastruktur saja melainkan juga harus membahas sektor pembangunan sumber daya manusia (SDM), baik itu soal kesehatan, pendidikan ataupun masalah sosial.
“Saya berharap, dana yang diberikan untuk setiap kelurahan sebesar Rp 300 juta jangan hanya digunakan untuk pembangunan infrastrukur saja, tetapi juga untuk pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi dan pemilahan sampah serta mendukung program Kota Depok menuju Cyber City” papar Lilis.
Sementara itu, M. Said mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan kelurahan-kelurahan yang lain, Kelurahan Cilangkap termasuk lambat dalam pembangunan. Untuk itu, ia beharap agar percepatan pembangunan segera dilaksanakan. (dennie adam)
Pohon Jabon unggulan penghijauan di Cilangkap Tapos Depok
Pohon Jabon dapat tum,buh mencapai ketinggian 45 M dengan garis tengah batang 150 Cm, kalau di sepanjang mata air kali Sunter kita tanami Jabon semua 5 tahun lagi Cilangkap bakal jadi hutan dan petani nya kaya raya makmur. Foto Hasnan Habib saat survai Jabon di Bontang Kalimantan Timur
Pak RT 05 dan Pak RW 07 Cilangkap Tapos Depok
Menikmati pergantian tahun dengan penuh kemeriahan bersama warga RT 05 RW 07 keurahan Cilangkap Kecamatan Tapos Depok Jawa Barat
Kibor Tunggal dengan Bung Tope di Cilangkap Tapos Depok
Memepringati pergantian tahun baru 2013 , bersama warga RT 05/07 Cilangkap Tapos Depok, seruu kali !
Minggu, 13 Januari 2013
Selasa, 01 Januari 2013
Selamat Tahun Baru 2013, Semoga Cilangkap Makin Maju
Kecamatan Tapos Depok mendapatkan kehormatan sejak jaman Prabu Siliwangi, bahkan jauh sebelum nya, Ki Aling, salah satu walisongo di Jawa barat sudah berdiam di kelurahan Cilangkap, Ki Langkap Kahfidatu demikian panggilannya, salah satu guru terbaik Kanjeng Sunan Kalijaga, dari beliaulah ilmu pewayangan Sunan Kalijaga semakin tajam. Lalu disusul perjuangan Laskar Mataram dibawah pimpinan Kanjeng Ratu Pembayun dan Raden Bagus Wanabaya di tahun 1628 - 1629 yang berbasis di Banjaran Pucung, disusul datangnya barisan gerilya tentara Banten di tahun 1682.
Langganan:
Postingan (Atom)